Sebuah
pesan yang tersirat atas permasalahannya...
Bagaimana
aku melihat sebuah harapan dan angan dari seseorang yang begitu besar akan
berharganya nilai sebuah “mata uang” membuatku terinspirasi untuk menulis
cerita ini:
Selalu
membanding-bandingkan kedudukan, posisi, kebahagiaan, kesedihan, dan tingkat
kasih sayang dari mata sebuah rupiah dan mulai menanyakan padanya “apakah dia
menaruh uang diatas segala-galanya?” Sehingga tolok ukur keduniawian kau ukur
dari sudut sebuah mata uang. Cobalah pikir kembali dan renungkan sobat.
Kau bahagia dan tertawa ria saat uang kau rengkuh erat, tetapi ketika uang menghilang dalam dekapanmu, kau mulai bersedih dalam keluh kesahmu dan mulai menyalahkan orang-orang sekitar, beserta masa mudamu. Kenapa tak terpikir sedikit olehmu untuk merenung sejenak dan sekedar bercerita kepada Tuhanmu pada sela-sela kebahagian dan dukamu tanpa ada campur tangan sebuah mata uang.
Kau bahagia dan tertawa ria saat uang kau rengkuh erat, tetapi ketika uang menghilang dalam dekapanmu, kau mulai bersedih dalam keluh kesahmu dan mulai menyalahkan orang-orang sekitar, beserta masa mudamu. Kenapa tak terpikir sedikit olehmu untuk merenung sejenak dan sekedar bercerita kepada Tuhanmu pada sela-sela kebahagian dan dukamu tanpa ada campur tangan sebuah mata uang.
Lihatlah
diriku kawan pada hal yang biasa kulakukan dan bayangkanlah dikala sedihmu dan
dukamu ingatlah selalu pada-Nya. Bersyukurlah atas sebuah cobaan yang masih
dapat kau terima sebagai peringatan bahwa Tuhan masih peduli dan menyayangimu,
kemudian mintalah keringanan pada-Nya jika memang cobaan yang kau terima begitu
memberatkanmu. Karena sesungguhnya Tuhan
tak pernah memberi sebuah masalah atau duka yang tak dapat kau atasi sendiri.
Dan diwaktu sukamu, ingatlah ketika kau pernah terpuruk, segala kedukaanmu
renungkanlah kembali, maka akan kau dapat rasa syukur atas segala usaha yang
telah engkau rengkuh dan membuahkan hasil yang baik.
Kembali
renungkanlah dan selalu bercermin kedalam dirimu bahwa sebenarnya sumber segala
masalah tak lain dan tak beda yaitu jauh didalam dirimu sendiri dan hanya
kamulah yang bisa mengatasinya.
Karena
ingatlah kawan, kita hidup di dunia ini hanyalah bagaikan sehelai kapas putih
tipis yang mudah rapuh terkena air dan mudah hancur tak bersisa jika terkena
api. Kita hanyalah dapat bergerak maju kesana-kemari mengikuti arah tiupan
angin tanpa perlu mengejar angin hingga waktu memutuskan kita untuk
beristirahat dari perjalanan panjang tersebut.
Bahagia itu
mudah sobat, tak perlu mengeluarkan banyak uang hanya untuk menjernihkan pikiran.
Bahagia itu cukup dengan bisa berkumpul sanak saudara, dan teman-teman untuk
sekedar bertukar rindu, bercerita, dan bersenda gurau dengan orang-orang
terkasih kita. Mengunjungi sawah, melihat pemandangan sekitar, padi yang mulai
menguning, air sungai, suasana pedesaan, tanaman yang menghijau segar, serta padang
rumput yang membentang luas mententramkan jiwa. Dan beberapa kebahagiaan lain yang
dapat kita rangkul sekaligus dengan mudah tapi sebanding dengan banyaknya
kebahagiaan yang kita dapat. Kebahagiaan murni tiada tara tanpa ada campur
tangan keduniawian.
Cobalah kawan renungkan kembali dan nikmatilah sepersekian detik waktu dihidupmu dengan menanggalkan sedikit banyaknya masalah keduniawian yang terasa berat dalam beban hidupmu.
Karena aku
cukup tahu, kawan, sejak kau dilahirkan orang disekitrmu telah banyak menaruh
tanggung jawab dengan ungakapan cita-cita. Dan kau mulai mengejarnya, menuntut
ilmu setinggi mungkin hingga jenjang karir. Melakukan ini-itu dan tak boleh
ini-itu terkekang budaya dan hukum duniawi hingga jodohpun kau tentukan
berdasarkan aturan-aturan ini dan itu.
Renungkanlah
kembali kawan, saat dimana kau letakkan sejenak semua beban keduniawianmu dan
bersyukurlah padaNya. Bahwa bahagia itu memang sederhana dan hanya datang
darimu dalam rupa syukur pada setiap hal terkecil dalam hidupmu itu. Meski aku
tau, aku belum merasakan langsung sepatu yang kau kenakan (besarnya masalah
yang kau pikul sendiri, dan banyaknya pengalaman hidup yang tlah kau tempuh).
Tapi setidaknya semua yang kukatakan ini dapat meringankan beban-beban hidupmu
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar